Dalam
melakukan penelitian, seorang peneliti seringkali menggunakan kuesioner untuk
mengetahui sikap atau pendapat responden mengenai suatu hal, seperti sikap
konsumen terhadap layanan operator, pendapat tentang disiplin pegawai dan
sebagainya.
Syarat
yang harus dipenuhi sebuah kuesioner yaitu harus valid dan reliabel. Apa itu validitas dan reliabilitas?
Suatu
angket dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner tepat untuk mengukur
sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Seperti jika akan diukur
kepuasan seorang konsumen terhadap suatu produk, maka jika pada konsumen
tersebut diberikan serangkaian pertanyaan, maka pertanyaan tersebut harus bisa
secara tepat mengungkapkan tingkat kepuasan konsumen. Perbandingan yang praktis
adalah : timbangan beras tentu tidak bisa ( tidak valid ) untuk menimbang emas,
karena selisih 1 gram pada emas akan sangat berarti, sedangkan selisih beberapa
gram akan diabaikan pada beras. Jadi, timbangan emas valid untuk menimbang
emas, dan timbangan beras valid untuk menimbang beras.
Kuesioner
dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten
atau stabil dari waktu ke waktu. Jadi jika seseorang menjawab “setuju” terhadap
perlunya disiplin pegawai, maka jika beberapa waktu kemudian ia ditanya lagi
untuk hal yang sama, maka ia seharusnya tetap konsisten pada jawaban semula,
yaitu setuju pada disiplin pegawai. Perbandingan yang praktis adalah :
penggaris dikatakan reliabel dalam mengukur ukuran panjang karena dari waktu ke
waktu hasil ukuran yang diperoleh menggunakan penggaris tetap sama. Sedangkan
karet tidak reliabel dalam mengukur panjang karena hasil yang diperoleh ketika
mengukur panjang akan berbeda-beda pada setiap waktu.